Pekanbaru, (GM) — Tak hanya bahan pokok yang terus merangkak naik, ternyata harga gas elpiji juga mengalami kenaikan cukup tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah Masyarakat konsumen LPG (elpiji) non-subsidi ukuran 12 kilogram (kg) Di Riau mengaku kaget dengan harga gas elpiji yang kini kian meroket.
Terkait hal tersebut Pimpinan DPRD Riau, Agung Nugroho meminta Pemprov Riau dan pemerintah kabupaten/kota mensosialisasikan kenaikan gas elpiji 12 Kg nonsubsidi kepada masyarakat.
“Kami ingin dari Pemerintah maupun pertamina untuk dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum harga Gas Elpiji ini dinaikkan,”ujarnya kepada awak media.
Selain itu, Politisi Demokrat Riau ini juga meminta kepada instansi terkait untuk meninjau langsung harga yang dijual oleh agen-agen Gas yang ada di masyarakat,sehingga harganya tidak ad ayang berbeda sampai ke tangan konsumen. Serta pihaknya juga meminta Pertamina untuk memastikan ketepatan takaran volume dari gas elpiji non subsidi yang telah mengalami penyesuaian harga tersebut.
“Kalau bisa harus ada pemberitahuan terlebih dahulu,harus ada penyederhanaan Jagan tiba-tiba mendadak menaikan harga gas Elpiji,kasihan masyarakat,”ungkapnya.
Sebagai informasi,PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga LPG non subsidi mulai 25 Desember 2021 kemarin. Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp 1.600 – Rp 2.600 per Kg.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting memastikan, harga gas melon tetap sama dengan harga eceran tertinggi (HET). Saat ini, harga HET gas melon di pasaran sebesar Rp 16.000. (dhi)