Pekanbaru, galamedia.co.id— Pasca dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Indonesia, para konsumen kendaraan bermotor yang sebelumnya menggunakan bahan bakar tersebut beralih menggunakan pertalite yang mengakibatkan antrian hampir di semua SPBU yang ada di Indonesia menjadi meningkat dari hari-hari biasanya.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho menghimbau kepada Pertamina untuk menjamin ketersediaan stok BBM jenis pertalite agar tidak terjadi antrian panjang disetiap SPBU khusus nya yang berada di Riau.
“Sama-sama kita ketahui,harga bahan bakar minyak sudah naik. Kami dari DPRD Riau meminta kepada Pertamina untuk menjamin ketersediaan stok BBM bersubsidi tersebut untuk masyarakat Riau,kita tidak mau ketersediaan nya berkurang, apalagi sekarang sudah memasuki bulan Ramadhan dan dalam waktu dekat akan lebaran idul Fitri,”ujarnya kepada galamedia.co.id.
Lebih lanjut dikatakannya, DPRD Riau akan terus melakukan fungsinya untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pendistribusian BBM yang ada di Provinsi Riau,agar masyarakat dapat dengan hikmat menjalankan kegiatannya dibulan suci Ramadhan Ini.
“Kami tidak ingin mendengar BBM jenis pertalite kosong di SPBU, sehingga Mau tidak mau masyarakat harus membeli Pertamax yang notabenenya harganya lebih mahal ketimbang pertalite. Kami melakukan ini agar dapat meringankan beban masyarakat,” kata polisi Demokrat Riau ini.
Seperti diketahui, Pertamina resmi menaikkan harga BBM Pertamax mulai 1 April 2022. BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%).
Menyusul kenaikan harga BBM Pertamax, SPBU Shell juga menaikan banderol berbagai produknya. Kenaikan harga BBM di SPBU Shell berlaku sejak 2 April 2022.
Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83%, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter (Pertalite) dan Rp5.150 per liter (Solar Subsidi). Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau. (Dhi)