Kampar, (GM) — Tokoh Masyarakat Kampar Jefry Noer, pemilik Kampung Wisata Tiga Dara sangat konsen untuk memanfaatkan potensi agrobisnis di lahan miliknya. Salah satu yang tengah dikembangkan yakni budidaya ulat maggot untuk pakan ikan lele.
Ulat maggot larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) memiliki banyak kegunaan salah satunya untuk pakan ikan lele. Dengan harga yang murah jadi cara menghemat pengeluaran untuk pembelian pakan, selain itu kandungan protein yang tinggi berguna untuk mempercepat pembesaran hewan ternak.
“Ulat maggot baru kita kembangkan selama tiga bulan ini. Kedepa kita akan maksimalkan agar panen bisa 300 kilogram pehari. Kalau dibeli Rp8000 per kilogram oleh perikanan kita sudah bisa dapat Rp2,4 juta perhari loh,” kata Mantan Bupati Kampar dua periode itu.
Dibantu oleh Anak-anak nya, dirinya mengatakn Budidaya maggot merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Ulat maggot diburu oleh peternak ikan dan unggas untuk dijadikan pakan alternatif karena dinilai sangat ekonomis.
Jefry mengatakan, saat ini dia tengah mengembangkan penilitian campuran antara pelet ikan dengan maggot. Ada tiga sampel yang diujinya yakni campuran maggot dengan pelet dengan rasio persantese 30 dan 70, kemudian maggot 50 persen : pelet 50 persen dan maggot 70 persen : pelet 30 persen.
“Kita uji coba kemarin. Setelah kita teliti yang paling bagus itu yang persantasenya 50 persen. Saat kita kasih ke ikan, pertembuhannya cepat dan hasilnya juga sama dengan diberi pelet saja. Tapi kita akan uji coba sampai tiga kali. Setelah berhasil nanti baru kita sosialisasiakan kepada masyarakat agar memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ucapnya.
Hal itu disampaikan Jefry saat kepada rombongan akademisi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang dihadiri langsung Rektor UIN Prof Dr Khairunnas Rajab, M.Ag saat berkunjung ke Agrowisata Tiga Dara yang berlokasi di Kubang Raya, Kampar.
Saat berkunjung ke lokasi budidaya maggot, terlihat sejumlah kolam yang berisikan ulat. Kemudian juga ada tempat khusus yang disediakan untuk proses perkawina dari lalat jantan dan betina.
Sementara itu, salah satu pekerja di Tiga Dara, Zul menjelaskan ulat maggot siap dipanen pada hari ke 16-21 dan bisa digunakan untuk pakan ternak.
“Produksinya akan kita kembangkan terus. Kolam ini akan kita jadikan bertingkat. Sehingga bisa dimaksimalkan sampai satu ton. Kalau untuk makanan ulat dari roti bekas dan makanan bekas lainnya,” ucap dia.
Keunikan dari lalat ini, kata dia, lalat betina setiap bertelur akan mati. Sementara lalat jantan setelah kawin akan mati. Sehingga untuk mendapatkan larva hanya bisa berlaku pada satu periode saja. “Makanya kita harus lakukan secara berkelanjutan supaya tidak terputus,” ucap Zul.