Galamedia.co.id — Setelah ditetapkan Menteri Agama, 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 3 april dan surat perizinan kegiatan dari Gubernur Riau, masyarakat Kampar adakan mandi Balimau Bakasai. Sabtu (02/4/2022).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tidak melarang masyarakat melaksanakan mandi Balimau Kasai atau Petang Megang. Kegiatan itu biasanya kerap dilakukan masyarakat untuk menyambut Bulan Ramadan.
Demikian disampaikan Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar saat dikonfirmasi soal Balimau Kasai atau Petang Megang.
Gubri mengatakan, saat ini Pemprov Riau belum mendapatkan informasi akan adanya larangan kegiatan tersebut seperti tahun sebelumnya, meski saat ini masih pandemi Covid-19.
“Balimau Kasai atau Petang Megang boleh saja. Kemarin di Pelalawan sudah ada dilaksanakan dan saya diundang. Tapi saya tidak bisa hadir,” kata Gubri, Jumat (1/4/2022).
Meski tidak ada larangan, Gubri meminta masyatakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan bagi masyarakat yang melaksanakan kegiatan tersebut. Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Walau tidak dilarang, tapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan, memakai masker dan menjaga jarak,” imbuhnya.
Semenatara itu, Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat mengatakan, hingga saat ini pihaknya mendapatkan informasi bahwa kegiatan mandi balimau akan dilaksanakan masyarakat Kampar seputaran sungai Kampar. Kemudian juga di Pekanbaru yakni di Sungai Siak.
“Kami dapat informasi di Kampar dan Pekanbaru akan melaksanakan, tapi masyarakat yang melaksanakan, bukan iven pemerintah,” katanya.
Karena itu, pihaknya akan melakukan peninjauan pada kegiatan tersebut, tujuannya untuk melihat antusiasme masyarakat dan juga melihat terobosan apa yang bisa dibuat agar iven tersebut bisa lebih menarik.
“Rencana kami akan tinjau juga, bagaimana antusiasme masyarakat pada kegiatan Balimau Kasai atau Petang Megang ini,” pungkasnya.
Hampir disetiap desa di Kab. Kampar ikut serta semarakkan Balimau Bakasai dengan melaksanakan berbagai kegiatan lomba, yaitu panjat batang pinang, pacu sampan dan sampan hias.
Salah satu daerah yang melakukan tradisi tersebut yakni,Desa simalinyang untuk menyambut bulan suci ramadhan Acara ini biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu sehari menjelang masuknya bulan puasa, upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri (2/4/2022)
Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kape Sedangkan kasai adalah tepung Beras yang di rendam satu malam supaya lunak pada pagi nya beras tersebut di giling menjadi halus seperti tepung atau semacam luluran
Bagi masyarakat Kampar sendiri tradisi ini sudah turun temurun dari zaman nenek moyang dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala,penyucian jiwa batin sebelum memasuki bulan puasa
Melalui tradisi ini juga masyarakat dapat saling Bertemu,Saling bersilaturahmi saling memberi maaf untuk menguatkan Hati dalam menjalankan puasa di bulan ramadhan
Dengan Mandi balimau kasai di sungai Hakikat dari Hati masing masing dapat menghanyutkan sifat sifat yang tidak Baik yang melekat pada diri seseorang
Sebelum acara mandi balimau kasai di mulai Seluruh Ninik mamak pemangku adat pucuk Nagoi dari persukuan masing masing di arak secara bersama oleh Anak kemenakan dengan Alunan syair islami Bahuda atau Bagubano dan juga pencak silat untuk menyambut Ninik Mamak hingga sampai pada tepian sungai tempat acara berlangsung.
Acara ini turut dihadiri oleh seluruh Tokoh masyarakat, pemangku adat (ninik-mamak) karang Taruna serta Seluruh lapisan masyarakat dan kalangan muda-mudi, yang di dalam perkumpulan tersebut saling berjumpa dan menyapa, saling memohon maaf atas kesalahan masing-masing untuk menyambut hari Ramadan
Semoga dengan Adanya Mandi balimau kasai ini semakin meningkat kan iman serta ketaqwaan kita dalam menjalani ibadah puasa, Acara Mandi balimau kasai di desa simalinyang berakhir sekira pkl 17.45 wib dengan menerapkan protokol kesehatan” Marhabban yaa Ramadhan mohon maaf lahir Dan Batin.