Jelang Penetapan Hasil Asesmen Eselon 2 Pemkab Kampar, Ekki Gaddafi Bantah Isu Miring Tentang Dirinya
Pekanbaru, Galamedia.co.id –Jelang penetapan hasil asesmen eselon 2 Pemkab Kampar, salah seorang peserta bernama Ekki Gaddafi diserang isu miring terkait kasus hukum di salah satu media online. Dia membantah dugaan tuduhan kasus tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Ekki Gaddafi pada Sabtu (7/10/2023) yang menyebut itu hanya isu agar dia tidak dipertimbangkan oleh Pj Bupati sebagai kandidat yang mengisi posisi yang dia incar saat ini.
Ekki mengakui bahwa awal mula tahun 2012 lalu dia diperiksa oleh Polresta Pekanbaru atas dugaan penyalahgunaan wewenang atas suatu jabatan selaku Pejabat Pengadaan untuk pemilihan dokumen Pengadaan Langsung Konsultan Pengawas tahun 2012 senilai Rp
49 juta, bukan pembangunan Fisiknya seperti yang diberitakan selama ini. Dia dipanggil, diperiksa dan dimintai keterangan oleh Penyidik Polresta Pekanbaru.
“Alhamdulillah, selang lima tahun penyidikan sebagai tersangka penyidik tidak menemukan alat bukti mendukung dugaan kasus tersebut. Nah, pada Februari 2023 yang lalu kasus ini dihentikan oleh Polresta Pekanbaru dalam bentuk mengeluarkan surat SP3. ” kata Ekki menerangkan kronologis kejadian.
SP3 kasus tersebut kata Ekki bernomor B/13b/II/RES.3.5/2023 tertanggal 27 Februari 2023. Dengan keluarnya SP3 tersebut membuktikan bahwa Ekki Gaddafi terbukti tidak tersangkut pada kasus tersebut. Dan saat ini masih aktif sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif.
Ekki juga menambahkan bahwa saat mengikuti asesmen ini, ada juga surat pendukung yang dimintai keterangan oleh pihak pansel menguatkan integritas dia sebagai peserta. Dan surat itu diterima oleh pansel dan dia bisa ikut seleksi hingga lolos 3 besar. “Jika saya ada kena sanksi pengadilan, tentu Pansel tidak akan meloloskan saya sebagai peserta.” tegasnya.
Dia menyadari sudah memperhitungkan saat mengikuti proses asesmen pejabat eselon 2 di Kampar tersebut, hal ini akan mencuat. Dan jadi pertanyaan banyak pihak. Melalui pemberitaan ini ingin mencoba untuk mengklarifikasi duduk persoalan kasus tersebut untuk lebih terang dan jelas, sehingga tidak lagi menjadi fitnah, itu tidak baik.
“Kita menyadari hal ini pasti akan terjadi. Namun, melalui asesmen ini kita berniat baik, ingin bersama-sama membangun Kampar. Jika pun nantinya tidak dipilih pimpinan bukan karena pertimbangan isu tidak tepat ini, tapi lebih kepada kompetensi dan ada yang lebih baik. Semua kita serahkan kepada pimpinan.” tutupnya. ***