Menghitung dan Memetakan Bagan Pancang di Perairan Tapanuli Tengah-Sibolga Menggunakan Google Erath

Oleh: Rosmasita, S.Pi., M.Si
Dosen Teknologi Penangkapan Ikan, Sekolah Tinggi Perikanan dan Keluatan Matauli

Bagan Tancap (Lift Net) atau yang lebih dikenal dengan nama Bagan Pancang sangat banyak di temukan di perairan Tapanuli Tengah dan Sibolga. Bagan pancang merupakan alat penangkapan ikan yang menetap di perairan dan bersifat pasif.

Bagan pancang terbuat dari rangkaian bambu/nibung yang berbentuk segi empat (Gambar 1) dimana pada tengah dari bangunan tersebut dipasang jaring dan pengoperasiannya menggunakan cahaya lampu untuk mengunpulkan ikan. Alat tangkap ini digunakan nelayan Tapanuli Tengah dan Sibolga untuk menangkap ikan teri (Stelephorus sp).

Informasi dari alat tangkap ini sangat diperlukan sebagai dasar sumber informasi dan memonitoring keberlangsungan alat tangkap ini. Survei lapangan dengan teknik konvesional akan memakan waktu yang lama dan biaya yang mahal, maka pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) hadir sebagai solusinya.

Salah satu teknologi penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan adalah data citra satelit dari aplikasi perangkat lunak Google Earth. Google Earth memiliki kemampuan dalam memetakan bumi dengan superimposisi gambar yang diperoleh dari citra satelit, fotografi udara, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) ke dalam dunia tiga dimensi.

Google Earth merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak Globe Virtual yang sebenarnya disebut sebagai earth viewer yang dikembangkan oleh Keyhole, Inc, untuk mempermudah pengguna mencari alamat untuk beberapa negara, memasukkan koordinat, dan menggunakan mouse untuk mencari lokasi yang diinginkan.

Google Erath dapat diperoleh dengan mudah dan gratis oleh pengguna. Berikut tahapan-tahapan yang digunakan untuk mengihutung dan memetakan bagan pancang:

  1. Buka aplikasi Google Earth Pro, pilih lokasi Tapanuli Tengah dan Sibolga.
  2. Lakukan interpretasi visual alat tangkap bagan pancang dengan cara memper besar skala gambar yang dihasilkam Google Earth (Gambar 2)
  1. Lakukan digitasi. Digitasi adalah proses menggambar ulang alat tangkap bagan pancang di Google Earth. Pada tulisan ini Google Earth yang digitasi adalah hasil rekaman pada tahun 2019. Adapun teknik digitasi yang digunakan adalah teknik on screen, yaitu proses digitasi yang dilakukan secara langsung pada layar monitor, menambahkan bentuk unsur spasial seperti point (titik), line (garis), dan polygon (area). Pada proses ini, digitasi alat tangkap bagan tancap hanya menambahkan unsur spasial line (garis).
  2. Analisis data (perthitungan dan pemetaan bagan pancang). Hasil digitasi diconvert menjadi format .shp. Data .shp tersebut dibuka dan diolah pada aplikasi SIG ArcGIS Desktop 10.3
    Hasil analisis menujjukan jumlah bagan pancang tahun 2019 dari hasil digitasi yaitu 696 unit. Bagan pancang berdistribusi di sepanjang pesisi periaran Tapanuli Tengah dan teluk Sibolga hingga di perairan kecamatan Barus, Sosorgadong dan Sorkam Barat (Gambar 3)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.