Bangkinang, Galamedia.co.id — Ruang nomor 4 Usman Bin Affan RSUD Bangkinang siang itu ramai dengan suara anak. Setidaknya ada 4 orang anak Balita yang lari naik turun tempat tidur rumah sakit dengan riang gembiranya.
Dua diantara mereka yaitu Arif Rahman (4,5 tahun) dan Khalid Rahman (2,5 tahun), kebetulan saat itu Khalid sedang tidur pulas. Sementara abangnya Arif bermain dengan kawan sebaya. Sepintas kedua anak riang, badannya sehat tanpa terlihat ada gejala penyakit atau lainnya.
Namun begitu, ternyata kita tidak bisa mengukur dengan penglihatan kasat mata saja. Faktanya kedua anak tersebut merupakan anak dengan kondisi menderita stunting. Untung pencegahan dari pihak relawan posyandu hingga puskesmas cepat sehingga dapat dilakukan tindakan tepat waktu.
Beberapa hari lalu, redaksi kanalsumatera.com bertemu dan berbincang dengan kedua orang tua anak tersebut yaitu bapak Khairul (42 tahun) dan ibu Indah Wati (42 tahun) di ruang rawat inap kedua adik beradik ini. Kunjungan itu didampingi oleh dr. Dini Ariesta Pamela sebagai Plt. Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik. Sambil santai dan santap siang, bapapk Khairul dan istri melayani redaksi berbincang bagaimana kondisi anak tersebut terakhir kalinya.
Bapak Khairul yang sehari-hari berprofesi sebagai supir antar provinsi ini (beserta istri) tidak menyangka bahwa anaknya menderita gizi buruk. Dia mengetahui hal itu dari istri yang diberitahu oleh bidan Desa Tanjung Rambutan. Saat itu dia berada di luar dalam sebuah urusan pekerjaan. Agar kedua adik beradik mendapatkan penanganan yang lebih serius, mereka mengizinkan anaknya dibawa oleh pihak Puskesmas Air Tiris untuk menjalani perawatan di RSUD Bangkinang. Kedua adik beradik itu ditangani langsung oleh dr. Faradillah sebagai dokter spesialis anak.
Setelah tiga pekan menjalani perawatan, kondisi Arif dan Khalid sudah sangat menggembirakan. Wajahnya makin berisi, senyum makin riang. Awal penanganan, berat badan Arif adalah 12,2 kg sementara itu pada pekan ketiga perawatan sudah mencapai berat 12,47 kg sedangkan targetnya adalah 13,2 kg. Menurut dr. Dini, Arif target berat badan Alif yang ideal tersebut akan tercapai pada pekan keempat perawatan.
Sementara itu Khalid begitu juga, awal penanganan berat badannya adalah 8,4 kg dan pada pekan ketiga penanganan sudah mencapai 9,75 kg sedangkan targetnya adalah 9,8 kg. Diperkirakan dalam pekan ketiga tersebut berat badan ideal akan tercapai.
Orang tua Arif dan Khalid merasa puas dengan pelayanan RSUD Bangkinang. Perawatan, kunjungan dokter, pemberian obat dan makanan tambahan yang sesuai dengan harapan mereka.
dr. Dini menerangkan alur penanganan gizi buruk dan stunting. Dia menyebut alur pelayanan gizi buruk dan stunting melalui IGD dan poli anak. Pasien yang datang dari IGD akan didampingi oleh keluarga atau dinas kesehatan akan dilakukan pemeriksaan. Jika diperlukan penanganan lebih lanjut akan dilakukan dengan rawat inap.
Untuk penanganan gizi buruk dan stunting, saat ini RSUD Bangkinang telah memiliki 3 orang dokter spesialis anak. Kondisi kesehatan akan diukur semuanya. Mulai dari tinggi badan, berat badan hingga penyakit lainnya yang memungkinkan menimbulkan penyakit tersebut muncul. Setelah berat badan telah tercapai maka baru pasien tersebut akan dipulangkan. Selain ditangani oleh dokter spesialis anak, pasien juga akan dirawat oleh ahli gizi profesional yang dimiliki RSUD Bangkinang.
Saat ditanyakan apakah pernah ada kasus RSUD Bangkinang memberikan rujukan ke rumah sakit yang lebih, dalam perawatan anak penderita stunting dan gizi buruk, dr. Dini menerangkan untuk kasus stunting dan gizi buruk tuntas dilakukan penanganan di RSUD Bangkinang. Namun pernah ada kasus anak tersebut diberikan rujukan ke rumah sakit khusus karena anak tersebut mengalami penyakit lainnya yaitu penyakit jantung.
Plt. Direktur RSUD Bangkinang dr. Delfan Syukri dihubungi terpisah menyatakan bahwa penanganan stunting dan gizi buruk adalah salah satu prioritas RSUD Bangkinang dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Kampar. Semenjak kasus stunting mencuat dan ada arahan secara nasional, RSUD Bangkinang terus meningkatkan kemampuan fasilitas dan SOP dalam penanganannya.
Kemudian, RSUD Bangkinang katanya, terus melakukan koordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, puskesmas tingkat kecamatan se-Kabupaten Kampar. Jalur koordinasi yang aktif memungkinkan tindakan penanganan dilakukan dengan cepat. (Adv)